bismillah.... segala puji bagi Allah atas segala nikmat yang diberikan hari
ini. ga tau kenapa hari ini cukup berdebar hati ini, tadi waktu pulang dari
kegiatan bisnis seperti biasa, saya coba untuk menempuh jalan yang berbeda
dengan yang biasa saya lewati.
tadi dari arah taman holis, saya sempatkan untuk masuk ke pemukiman padat
penduduk yang ada di sebelah taman holis bandung. dan sepanjang perjalanan itu
saya merasa, tak terbayang dengan kondisi masyarakat disana. mungkin sih bisa
dibilang penghasilan mereka gak tau berapa, tapi melihat dari beberapa sumber
penghasilan yg mereka dapati, bisa dibilang mungkin penghasilan mereka
perkiraannya di bawah umr.
kebanyakan masyarakat disana buruh toko, penjaga toko juga, petani ada
beberapa dan cukup banyak juga, ada juga yang mengolah besi besi bekas juga
banyak, jalan lagi lebih jauh ada pengrajin baju-jaket-kaos, ada juga yg
membersihkan limbah kain, limbah plastik, limbah kaleng cat, limbah tempat
benang.. dan sebagainya. luar biasa, saya senang sekali dan merasa bersemangat
kalo melihat segala ekspresi mereka ketika sedang beraktivitas itu. hanya saja
dalam pikiran saya..... "kira kira berapa rupiah rata rata yang
mereka dapatkan dari semua ini, per bulannya? semoga saja banyak dan mencukupi
kebutuhan sehari hari.... aaamiiinn..."
setelah melihat pemandangan yang cukup berbeda tadi dari yang biasa saya
lihat di kota bandung, saya merasakan satu kekhawatiran.... bisa jadi, faktor
kemiskinan yang cukup besar menggurita di negeri ini adalah, sulitnya
mendapatkan penghasilan.
tidak setiap orang di setiap wilayah memiliki kesempatan yang sama untuk
mendapatkan penghasilan. mulai dari yang tinggal di kota A, pasti berbeda
peluangnya dengan yang tinggal di kota B, begitu juga kota kota lainnya. itu
baru dari segi tempat, dari segi pendidikan juga, banyak sekali orang yang
merasa minder untuk mendapatkan suatu pekerjaan hanya karena pendidikan
mereka yang tidak seperti yang lainnya.. padahal bisa dibilang, untuk mereka
yang sudah lulus dari S1, S2, S3 saja masih ada saja yang malah menjadi beban
untuk negara. menjadi pengangguran. dan alasan mereka sederhana, gengsi, gengsi
mereka mengalahkan kewajiban mereka untuk menjadi warga negara yang mandiri
secara ekonomi.
saya pernah baca dalam beberapa buku sejarah. ketika masa umar bin khatab
menjadi seorang khalifah (pemimpin di arab) ketika itu, diceritakan ketika
sholat berjamaah dzuhur bersama, setelah sholat dan berdoa, ada seorang pemuda
yang berdiri lalu memberikan salam kepada Umar, kata pemuda itu...
" wahai amirul mukminin, saya ingin bekerja dan bisa bekerja....
bantulah saya untuk mendapatkan pekerjaan.... " lalu Umar berucap kepada
seluruh jamaah di masjid itu... "siapa yang memiliki usaha atau niaga di
dalam masjid ini...?"
lalu seketika teracunglah tangan tangan dari para sahabat yang memiliki
usaha dan niaga, mungkin ada puluhan tangan yang teracung. lalu Umar memilih
secara acak diantara banyak sahabatnya itu.... lalu bertanya kembali,
"antum (kamu) mau ga mempekerjakan pemuda ini di usaha kamu?" lalu
jawab sahabat yang ditanya menjawab " saya bersedia.... "
lalu Umar kembali bertanya, "kira kira kamu mau ngasih upah berapa kepada
pemuda ini (gaji berapa) " lalu sahabat ini bilang, " saya sanggup
membayar pemuda ini sekian dinar.... "
lalu umar bertanya kepada pemuda itu "bagaimana kamu mau kerja
disana?"
"mau wahai amirul mukminin.... " maka Umar pun "baiklah
mulai saat ini, kamu bekerja di usaha/niaga fulan (sahabat yg tadi) saya yang
menjaminnya.... jika kamu membuat kesalahan maka laporkan pada saya "
lalu Umar bertanya lagi ke seluruh jamaah di masjid, "bagaimana masih
ada lagi yang menginginkan pekerjaan?"
selang sebulan lamanya, Umar pun bertemu dengan sahabat yg memiliki usaha
tadi lalu bertanya "bagaimana kabar pemuda yang meminta pekerjaan di usaha
mu itu, bagaimana kerjanya?"
"dia amanah wahai amirul mukminin".... jawab sahabatnya itu...
"alhamdulillah.... "
begitu mudahnya mendapatkan penghasilan di masa Umar, ini yang menjadi salah
satu faktor minimnya tingkat kriminalitas, karena hampir semua orang memiliki
semangat untuk membantu satu dan yang lainnya...
ketika ekonomi terpenuhi, ketika kebutuhan keluarga terpenuhi, maka fokus
pikiran kan lebih baik kepada ibadah serta pendekatan diri kepada Allah
berpeluang lebih besar.
namun, ketika urusan makan urusan keluarga, urusan dapur masih belum
terpenuhi, maka pikiran menjadi panik dan peluang untuk berbuat curang semakin
besar, maka tindak kriminalitas juga semakin besar.
pertanyaannya....
hari ini? apakah semua ini masih mungkin terjadi?
SANGAT MUNGKIN!
yang diperlukan hanyalah kesadaran antara yang satu dengan yang lainnya,
untuk membantu saudara teman tetangga masyarakat indonesia...
semoga kita bisa insyaAllah!
ya Allah hamba ingin seperti Umar, ya Allah perbanyak juga orang seperti
Umar saat ini...
#note4myself
Tidak ada komentar:
Posting Komentar