Minggu, 20 November 2011

UANG (sesi 2): uang sebagai alat tukar


Bismillah...

Sesungguhnya rezeki mencari seorang hamba sebagaimana ajal mencarinya. (HR. Ath-Thabrani)

Kita nyambung dari sesi pertama kemarin, yang kita bahas di awal adalah sebagai berikut :
Uang itu, adalah alat tukar. Jadi apakah uang itu berharga? dulu ia, ketika masih dalam emas uang itu berharga dan memiliki nilai yang sama di setiap negara dan wilayah...
Jika diibaratkan ketika saya ingin membeli kambing di Indonesia, itu harganya sama dengan harga kambing di Amerika, kenapa? karena uangnya bernilai sama, (ada kadar emas di dalamnya).

Hari ini, uang kita berbentuk kertas, artinya, ketika uang anda lecek, atau bahkan robek, meskipun awalnya itu bernilai jutaan, tapi jika kondisinya seperti itu, itu hanya bernilai kertas dan tidak diterima dimana-mana.
Contoh yang lain, jika kita memiliki uang 1 milyar, apakah kita kaya? belum tentu, karena harga itu bisa naik suatu saat, mungkin saja suatu saat ada masanya, harga 1 kilo beras itu senilai Rp 500.000, jika keadaan seperti itu, mungkin punya uang 1 milyar juga kita masih berada di taraf miskin.

Berdasarkan hal ini, harus kita yakini, uang adalah hanya alat tukar,
ketika kita ingin memiliki suatu barang, maka salah satu caranya adalah menggunakan uang, tapi ini bukan berarti hanya satu-satunya cara, bisa jadi ada cara yang lain. Ada ga?
Ada ga cara, untuk kita mendapatkan sesuatu tapi tidak dengan menggunakan uang?
.....
.....
.....
jika anda menjawab ada, selamat! anda sudah memahami peran uang itu seperti apa,
ada, contohnya, dengan kepercayaan anda bisa mendapatkan sebuah mobil mewah, jika memang si pemberi percaya dengan pribadi anda
contoh yang lain dengan keahlian, anda bisa mendapatkan sebuah rumah megah, sekali lagi ketika memang ada orang yang berpikir kita layak untuk 'mendapatkan' sebuah karunia, pasti ada jalan itu,
kuncinya apa? yakin bos! yakin saja, hanya itu kuncinya

Sebaliknya, ketika kita berpikir uang adalah satu-satunya alat tukar yang bisa digunakan, maka kita kan kembali ke kondisi ketergantungan uang tingkat tinggi.
Uang bisa kita dapatkan dengan kepercayaan dan keahlian itu, kebahagiaan dapat kita dapatkan dengan kepercayaan dan keahlian itu.
Rasulullah selama 40 tahun awal, sudah dikenal sebagai Al amin (yang dipercaya) maka secara umum, hal ini yang menjadi magnet uang dan kekayaan hadir menghampiri beliau.

Uang sebagai alat tukar, adalah satu kondisi dimana kita harus mencari cara tuk menciptakan alat tukar untuk mendapatkan yang kita inginkan.


Bayangkan, ketika anda ingin memiliki sebuah rumah atau bangunan yang kan dijadikan sekolah gratis suatu saat (misal), ada 2 cara untuk memiliki bangunan tersebut. Yang pertama adalah kita membeli rumah itu dengan uang, memberikan cash sekian ratus juta, atau dikredit mungkin. Yang kedua adalah kita bernegosiasi, menyatakan apa yang kan kita bangun di sini kepada pemiliki, menjelaskan keuntungan dan kelebihan apa yang kan didapatkan lingkungan sekitar jika ada sekolah disini, maka bisa jadi anda mendapatkan bangunan itu pula!

Uang sebagal alat tukar, membuat kita harus mengerti pula bahwa DIRI KITA adalah alat tukar terbaik  yang bisa membuat kita mendapatkan apa yang kita inginkan.
Ubah pikiran anda, yang berpengaruh terhadap kesuksesan anda bukan UANG, tapi DIRI KITA sendiri. Sejauh apa kita memiliki keyakinan, sejauh apa kita memperjuangkan keyakinan kita tersebut, sedetil apa langkah-langkah untuk menggapai tujuan tersebut, sesabar apa kita dalam menjalani langkah-langkah itu.

 Memahami Uang sebagai alat tukar, kan membuat kita semakin TIDAK BERGANTUNG pada uang itu sendiri. Tapi menjadikan uang sebagai sarana, bukan tujuan.

Nah, setelah memahami itu....satu kalimat yang saya suka adalah
ORANG KAYA MENCIPTAKAN UANG, ORANG BIASA MENUNGGU PENGHASILAN (robert t kiyosaki)
Anda harus membuat alat tukar kehidupan anda lebih baik dan lebih banyak,
anda harus buat, ciptakan
cari peluang, lalu ciptakan!
cari celah, lalu kerjakan dan ciptakan uang!
jangan hanya menunggu, karena nanti anda pasti bosan
tambah penghasilan anda, tapi bukan dengan cara menunggu
CIPTAKAN!
caranya?
Pikiran anda tahu dengan pasti caranya seperti apa :)....

Sesungguhnya rezeki mencari seorang hamba sebagaimana ajal mencarinya. (HR. Ath-Thabrani)
Rezeki kita sudah Allah atur, jadi jangan khawatir anda tidak akan mendapatkannya!




Febrian Adila Idabadi
belajar bisnis : tempat tepat untuk cari cara berbisnis yang tepat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar